PESAN PAK Surya di wisma duta

Kala itu bapak dubes , bapak Tosari Wijaya langsung mempersilahkan pak Mentri untuk lansung mengambil tempat. Bapak Mentri yang tinggi semampai itu menggapai estafet microphone dan memebenarkan  rangka kaca mripatnya . dimulai dengan dehem “eheem-hem…”beliau berusaha melegakan tenggorokan, mungkin sebab 16 jam ditengah terik panas kota Rabat sedang krongkongannya tidak terpercik air.

“assalamualaikum warohmatullah wabarokatuh…”beliau membuka obrolan sore itu. Dibalas dengan lebih semangat oleh para mahasiswa.

“Bismillahirrohmanirrohim, alhamdlillahirobbil Alamin…”beliau membuka dengan opening khas orang NU.

Lalu dengan membosankannya dilanjutkan dengan ucpan terimakasih dan yang terhormat kepada…, satu sapaan formal dan tidak berubah –ubah dari tahun ketahun, adat protokoler kampong Endonesia. –silahkan anda bayangkan sendiri, anda pasti hafal-

“saya enaknya ngomong apa ya? Saya bingung kalau disuruh ngasih informasi tentang ke Indonesiaan  ”

 

[langsung ketitik poin pembicaraan, dibagian pembuka saya kurang ingat apa saja pembicaraan beliau]

Memang untuk terus eksis , dan siap terjun bermasyarakat ,yaitu dengan  harus tahu dan mengikuti gejolak perubahan di Tanah Air, perubahan-perubahan di tengah masyarakat.ini bisa di samakan dengan ketidakmauan ketinggalannya kita terhadap berkembangnya ilmu teknologi, IT,

Sampean tak kasih tahu, sekarang masyarakat kita ini sedang menemukan tuhan baru , mereka mengagamakan agama baru. Apa itu agama  baru. Agama ini adalah agama kebebasan.

-Suara azan terdengar lirih-

“Wah udah azan” kata pak menteri , semua rakyat yang sedari tadi duduk sila dibawah sama sama hidmt mendengar azan dan mencari-cari sumber azan itu, ternyata azan keluar dari saku pak menteri. Ternyata Iphone nya yang azan.

Setelah ketahuan si I phone yang azan , beliau melanjutkan.

” generasi kita saat ini adalah generasi terkaget-kaget ketika mendapat sesuatu yang baru dari luar, kita bangga dan kemudian yang kita dapati itu menjadi semacam landasan pemikiran kita, mempengaruhi pemikiran kita, mempengaruhi pola pikir kita bahkan perilaku kita.dan akhirnya menuhankannya “.

Suara azan kembali terdengar, beliau berhenti ceramah , kali ni suara azan keluar dari jam dinding, beliau menoleh dan langsung melanjutkan ceramahnya lagi.

“fenomena inilah yang harus kita cermati. Karena tidak semua yang dari luar itu baik dan tidak semua yang dimilki dari dalam negeri itu jelek dan tidak semua yang didalam negeri juga baik. Semunya tergantung kepada kemampuan kita mengkritisi hal –hal yang kita dapati, jangan sampai sesuatu yang kita dapati di telan mentah-mentah tanpa seleksi dari pikiran-pikiran yang kita dapati.

Azan berkuandang disana sini, beliau melongokan pandangannya ke luar jendela dan kami mendengarkannya dengan seksama. memastikan siapakah yang azan kali ini, orang atau mesin.kali ini azanbukan oplosan, ini azan bener-bener keluar dari krongkongan kehausan, suaranya serak.

Beliau mengakhiri ceramahnya “saya brpesan kepada para pelajar disini ,harus masuk kedalam organisasi. Karena saat kita berorganisasi berarti kita sudah melakukan praktek dan mengamalkan teori yang pernah kita pelajari.dikelas kita belajar teori dan prakteknya itu ya di organisasi.

Kenapa ini menjadi penting? sebab  teori dengan realitas sangatlah berbeda. Kadang teori sangat sulit di praktekan dengan realitas., kalau semata-mata belajar saja berarti kita sebatas masuk dalam ranah teoritik saja sehingga begitu di implementasikan teorinya sudah nggak cocok, karena biasanya buku yang kita baca itu buku yang ditulis 10 tahun yang lalu dengan realitas 10 tahun yang lalu, sehingga ketika kita mau mengimplementasikan realitasnya sudah berbeda”.

Tinggalkan komentar